Senin, 31 Maret 2008

orang nasrani itu sesat karena injil telah berubah

> 1. Apakah motivasi pemuka gereja dan umat Kristiani untuk
> merubah kitab sucinya?
> 2. Tahun berapa, supaya tidak terlalu sukar menjawabnya,
> abad ke berapa perubahan isi Injil ini dilakukan oleh umat
> Kristianai?

Wah, pertanyaan ini bisa membuka "a whole can of worms".

Kalau betul-betul mau dibahas secara historis dan teologis, saya
kuatir nanti orang Kristen (yang bisa dan mau berpikir) akan jadi
murtad semua, dan orang Islam akan tertawa geli.

Untuk sekedar bahan pemikiran, coba renungkan beberapa point berikut
ini:

1. Apakah benar ke-empat kitab Injil itu berisi biografi dan ucapan-
ucapan Yesus yang sebenarnya? Jawab : menurut The Jesus Seminar dan
para teolog modern, kitab-kitab Injil itu ditulis bukan oleh orang
yang kenal Yesus, dan isinya kebanyakan adalah dongengan yang membuat
Yesus tampil sebagai messias yang dijanjikan dan sekaligus
sebagai "manusia setengah dewa".

2. Apakah isi Perjanjian Baru itu lengkap dan berisi kebenaran (as
intended by God)? Jawab : pada faktanya ada banyak sekali literatur
Kristen yang sudah beredar pada abad ke IV (dan sebelumnya) yang
tidak diikut-sertakan oleh Gereja pada waktu PB dikanonkan pada tahun
397. Gereja hanya memilih literatur-literatur yang
dianggapnya "mendapat inspirasi dari roh kudus". Lha bagaimana
caranya sehingga Gereja bisa tahu literatur yang mana yang
terinspirasi? Ini saya kutipkan dari keputusan Konsili di Trent : "No
action of the Church causes a book to be inspired. The Church
exercises its infallible judgment to certify post factum that a
particular book was inspired when it was written. The fact that God
is its Author makes a book to be inspired. The Holy Spirit prevents
the Church from erring in judging which books are inspired and
included in the Bible".

Celaka bukan? Pembuatan Kitab Suci kok berdasarkan feelingnya
segelintir pemuka Gereja yang merasa dirinya tidak bisa melakukan
kesalahan. Kalau feelingnya Gereja itu tidak pernah bisa salah,
tentunya Gereja Katolik tidak akan serusak dan sesesat yang kita
lihat sekarang ini. Sebaliknya, kalau feelingnya Gereja bisa saja
salah, apa yang menjamin bahwa isi dari Perjanjian Baru itu memang
betul-betul terinspirasi oleh roh kudus?

Sebagai contoh saja : Martin Luther sendiri menganggap bahwa Kitab
Ibrani dan Kitab Wahyu itu tidak mengandung kebenaran, dan seharusnya
dikeluarkan dari Perjanjian Baru. Memang tidak jadi, tapi setidak-
tidaknya membuat kita berpikir bukan? Bagian mana dari Alkitab yang
betul-betul terinspirasi dan mengandung kebenaran? Apakah ada bagian
yang seharusnya tidak diikut-sertakan? Apakah ada literatur lain yang
seharusnya dimasukkan? Coba saja bayangkan kalau seandainya semua
ajaran Paulus itu ternyata tidak terinspirasi oleh roh kudus,
melainkan datang dari orang gila seperti David Koresh, misalnya. Kita
celaka bukan?

3. Pada waktu Yesus masih hidup, diceritakan bahwa dia sibuk kesana-
kemari memberitakan "INJIL" atau Kabar Gembira itu. Coba anda cek
sendiri dalam keempat buku Injil, kabar gembira apa yang Yesus
beritakan sewaktu dia masih hidup? Jelas sekali bukan
tentang "penebusan dosa manusia karena kematiannya", melainkan
tentang Kerajaan Allah. Tapi, sesudah Yesus mati, tiba-tiba murid-
muridnya dan juga Paulus merubah pesan "INJIL" itu
menjadi "keselamatan manusia atas kematian Yesus". Sedangkan
tentang "Kerajaan Allah" yang digaung-gaungkan oleh Yesus samasekali
tidak pernah disebutkan lagi. Apakah ini tidak menunjukkan adanya
campur tangan manusia yang telah merubah pesan Yesus menjadi pesan
pengikut Yesus?

0 komentar: